9 Resiko Kegemukan Atau Obesitas
Apa Saja 9 Resiko Karna Kegemukan Atau Obesitas?
Obesitas merupakan suatu kondisi tubuh yang memiliki kadar lemak yang banyak sehingga menyebabkan badan menjadi gemuk atau memiliki berat badan berlebih. Sebenarnya setiap orang memang diharuskan memiliki sejumlah lemak untuk menyimpan energi dan lainnya. Namun jika jumlahnya berlebihan, maka lemak yang menimbun dapat merugikan metabolisme tubuh.
Batasan Pengelompokan Obesitas
Secara klinis, seseorang dapat dikatakan mengalami obesitas ketika berat badan seseorang mencapai 15% lebih berat dari berat badan idealnya. Pengelompokan obesitas yang lain juga diklasifikasikan sebagai berikut:
- Obesitas ringan, dengan kelebihan berat badan mencapai 20% hingga 40%.
- Obesitas sedang, dengan kelebihan berat badan mencapai 41% hingga 100%.
- Obesitas berat, dengan kelebihan berat badan lebih dari 100%.
Kelebihan berat badan atau obesitas bukan hanya sekedar mempengaruhi lebar pinggang, tetapi menimbulkan efek yang lebih buruk lagi. Sejumlah masalah kesehatan yang serius, merupakan bahaya akibat obesitas yang bisa terjadi, adalah sebagai berikut:
1. Gangguan Otak
Menurut penelitian terbaru, ada sejumlah kasus obesitas yang berbahaya bagi otak. Seperti yang dilansir dari My Health News Daily, bahwa obesitas dapat mempengaruhi otak seperti berikut ini:
- Kecanduan makan, sebab menurut penelitian obesitas dapat mengubah pola makan secara otomatis. Sehingga jika hal ini terjadi, maka berat badan akan bertambah karenakan otak butuh dipuaskan oleh makanan utamanya yang manis dan berlemak.
- Mengubah kinerja sistem imun, Resiko inflamasi menjadi meningkat. Kemudian inflamasi ini akan mempengaruhi otak dan menghancurkan beberapa bagiannya sehingga suasana hati mudah berubah hingga sulit untuk menghentikan kebiasaan makan yang berlebih.
- Demensia, Berhubungan dengan inflamasi akibat obesitas, ternyata dapat membuat tubuh dan pikiran menjadi gampang stres. Ukuran otak juga bisa mengecil akibat adanya lemak di perut sehingga resiko demensia dapat meningkat.
- Diet yoyo, yakni diet berputar yang mengakibatkan penurunan dan peningkatan berat badan secara berkelanjutan. Diet ini bisa membuat berat badan menjadi bertambah lebih cepat, dan perputarannya bisa mempengaruhi otak sehingga gampang stres.
- Merusak memori, Menurut studi Journal of the American Geriatric Society, hormon yang diproduksi oleh lemak bisa menyebabkan inflamasi sehingga mempengaruhi bagian kognitif yang akibatnya membuat seseorang akan kehilangan ingatan.
2. Penyakit Jantung
Bahaya obesitas dapat memicu terjadinya serangan jantung, sebab lemak yang berlebih dapat menutupi pembuluh darah pada jantung sehingga menjadi tersumbat. Jika hal ini terjadi, maka serangan jantungpun dapat terjadi termasuk jantung koroner. Gejala-gejala yang ditunjukkan oleh penyakit jantung ini antara lain :
- Mengalami sakit pada bagian dada seperti ditekan
- Sakitnya menjalar ke leher seperti tercekik dan ke lengan kiri
- Sakit pada bagian ulu hati
- Kadang-kadang disertai dengan kembung
- Denyut nadi melemah
- Mengeluarkan keringat dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak
3. Hipertensi
Obesitas memiliki hubungan yang erat dengan penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal ini bisa terjadi akibat dari seringnya mengkonsumsi makanan penyebab darah tinggi kolesterol dan lemak berlebih yang akhirnya dapat memicu penyempitan pembuluh darah sehingga tekanan darah menjadi naik.
Penyakit hipertensi diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu:
- Hipertensi primary, yakni tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh gaya hidup dan faktor lingkungan.
- Hipertensi secondary, yakni tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh penyakit yang diderita seperti gagal jantung, gagal ginjal hingga kerusakan sistem hormon pada tubuh.
Adapun beberapa gejala yang sering dialami oleh penderita hipertensi adalah:
- Merasa pusing dan sakit kepala
- Merasa pegal serta tidak nyaman
- Merasa oleng atau merasa ingin jatuh
- Detak jantung bergerak cepat dan berdebar-debar
- Telinga berdengung
4. Gangguan Saluran Pernapasan
Bahaya obesitas dapat menyebabkan gangguan pernafasan, karena terjadi penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan pada dinding dada hingga menekan paru-paru. Jika hal ini dibiarkan dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam bernapas. Pada saat tidur, gangguan pernapasan ini bisa terjadi sehingga menyebabkan pernafasan bisa berhenti untuk sementara (obstructive sleep apnea), sehingga menimbulkan ciri-ciri kurang tidur, seperti sering mengalami kantuk di siang hari.
5. Diabetes
Resiko yang bisa dialami oleh seseorang yang menderita obesitas adalah penyakit diabetes tipe 2. Pada penderita obesitas, insulin yang dihasilkan oleh pankreas terganggu oleh komplikasi-komplikasi obesitas sehingga tidak dapat bekerja maksimal untuk membantu sel-sel menyerap glukosa. Karena kerja insulin menjadi tidak efektif, maka pankreas terus berusaha untuk menghasilkan insulin lebih banyak yang akibatnya kemampuan pankreas semakin berkurang untuk menghasilkan insulin.
Kondisi ini pada umumnya disebut resistensi insulin yang merupakan faktor penyebab seseorang mengalami diabetes tipe 2. Adapun gejala-gejala umum yang dirasakan oleh penderita diabetes untuk tipe 2 adalah:
- Sering buang air kecil utamanya pada malam hari
- Mulut kering
- Sering haus dan kelelahan
- Mengalami pusing
- Merasa gatal dan infeksi pada daerah vagina atau penis
- Penglihatan menjadi kabur
- Terjadi infeksi pada kulit, seperti BISUL
6. Osteoartritis
Saat mengalami obesitas, maka resiko terkena osteoartritis (peradangan sendi) akan semakin rentan. Bagian pada tubuh yang biasa mengalaminya adalah bagian leher, tangan, kaki, dan lutut. Hal ini terjadi karena lemak terus tertimbun dalam tubuh menyebabkan beban tubuh semakin berat dan bertambah. Akibatnya, cairan sendi menjadi berkurang lebih cepat sehingga, bagian-bagian tulang akan saling bergesekan dan rasa nyeripun akan timbul.
Tak jarang, robekan-robekan pada tulang rawan sendi bisa terjadi. Walaupun tubuh memiliki sistem yang dapat memperbaikinya, namun jika terus menerus berlangsung, maka robekan bisa menjadi parah.
7. STROKE
Menurut penelitian, seseorang yang menderita obesitas ternyata lebih beresiko terserang stroke daripada orang yang memiliki ukuran tubuh sedang. Hal ini terjadi karena penderita obesitas cenderung memiliki tekanan darah tinggi, Kolesterol tinggi dan terkena diabetes yang akan memicu terjadinya stroke.
Adapun beberapa gejala yang terjadi jika menderita stroke adalah:
- Melemahnya fungsi motorik pada satu sisi tubuh, dimana penderita stroke akan berbicara pelo, atau mata sulit terbuka.
- Penglihatan menjadi kabur hingga melemahnya koordinasi tubuh, akibat kehilangan kemampuan sensorik.
- Mengalami sakit kepala secara tiba-tiba, akibat terjadi peningkatan tekanan di dalam otak. Hal ini biasa terjadi pada penderita stroke pendarahan.
- Merasa mual dan muntah, karena terjadi peningkatan tekanan dalam kepala hingga merangsang reseptor mual.
- Merasa bingung secara mendadak hingga sulit untuk bicara dan mengerti.
- Kesulitan dalam berjalan secara tiba-tiba, mudah terhuyung dan keseimbangan menjadi hilang.
- Merasa hilang kesadaran secara mendadak atau pingsan mendadak.
8. Gangguan Kesuburan
Bahaya obesitas bisa mengganggu kesuburan khususnya bagi wanita, akibat berat badan yang berlebih. Dampak dari obesitas ini, ovarium yang memproduksi sel telur tidak memungkinkan wanita untuk hamil. Walaupun terjadi pembuahan, maka janin sulit berkembang secara normal sehingga keguguran sangat rentan terjadi. Selain itu, menstruasi menjadi tidak teratur akibat ketidakseimbangan hormon yang dipicu oleh obesitas.
9. Depresi
Depresi merupakan gangguan kesehatan yang bisa disebabkan oleh obesitas. Kurang percaya diri hingga minder bisa mengakibatkan tekanan-tekanan emosional terjadi. Tak jarang kebiasaan buruk seperti menjadi lebih sensitif dan mudah marah, menjadi salah satu emosi yang dikeluarkan saat merasa depresi sehingga gampang stres.
Komentar
Posting Komentar